Ejaan Van Ophuijsen

Pengertian Ejaan 
Ejaan adalah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai (Fitriantiwi, Widya, dkk. 2019).

Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, (2016) “ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.    

Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perngertian dari ejaan adalah cara pelafalan dan cara penulisan tanda baca, kata, dan kalimat dalam bentuk tulis.

Periodisasi Ejaan Di Indonesia
Ejaan dalam bahasa Indonesia diubah, dikembangkan, dan disempurnakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Usaha   tersebut menghasilkan Peraturam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang PUEBI (Mitjianti, Yerry. 2018:116).

Dalam perkembangan ejaan di Indonesia terdapat 7 nama ejaan, yaitu ejaan Van Ophuijsen, ejaan Republik, ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, ejaan Baru, ejaan Yang Disempurnakan, dan Ejaan Bahasa Indonesia (Mitjianti, Yerry. 2018:116).

Ejaan Van Ophuijsen
Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan Bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Prof. Charles Van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmut dan Moh. Taib Sultan Ibrahiim. Hasil pembakuan mereka dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat system ejaan Latin untuk Bahasa Melayu di Indonesia. Charles Adrian Van Ophuijsen adalah seorang ahli Bahasa berkebangsaan Belanda (Saputra, Nanda dan Fitri, Aidi, Nurul. 2020:60-62).

Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, Van Ophuijsen kemudian menerbitkan Meleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T. W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai Bahasa Melayu di Indonesia (Saputra, Nanda dan Fitri, Aidi, Nurul. 2020:60-62).

Ejaan Van Ophuijsen didasarkan atas prakarsa pemerintah Hindia Belanda menugaskan Charles Adrian Van Ophuijsen untuk menuliskan Bahasa Melayu. Tugas itu diselesaikannya pada tahun 1901 sejak permulaan usahanya pada tahun 1896. Sejak tahun 1901 itulah baru timbul keseragaman ejaan untuk menuliskan Bahasa Melayu (Saputra, Nanda dan Fitri, Aidi, Nurul. 2020:60-62).

Hal yang menonjol dalam ejaan Van Ophuijsen (Saputra, Nanda dan Fitri, Aidi, Nurul. 2020:60-62).

  a)  Huruf y ditulis dengan j


b)  Huruf u ditulis oe

    

c) 
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma         diatas


d)  Huruf j ditulis dengan dj


e)  Huruf c ditulis dengan tj



f)  Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch

 


Daftar Pustaka

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidian dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pedoman Uman Ejaan Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. (online),(https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf, diakses 30 Juni 2022).

Fitriantiwi, Widya, Lydea, Ria indriani. 2019. Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia. Bogor: Guepedia Store.

Mitjianti, Merry. 2018. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 113-126. (online),
(http://repository.unmuhjember.ac.id/13041/1/Artikel_Penyempurnaan%20Ejaan_Yerry.pdf, diakses 30 Juni 2022).

Saputra, Nanda & Nurul Aidi Fitri. 2020. Teori dan aplikasi Bahasa Indonesia. Aceh: Muhammad Zaini.

Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Bahasa Indonesia.    Jakarta:Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komputer Terapan (Semester II). 


Ketty Gerson (R2E)

Instagram: kettygerson_

Komentar

Posting Komentar